Ketiadaan cinta laksana api bagi kayu,
ia membakar habis yang rapuh tanpa sisa,
atau mungkin menyisakan yang kuat sementara,
kemudian kembali membakarnya hingga menjadi abu,
hancur berdebu-debu.
Kalau engkau percaya kepadaku,
kemarilah duduk di sisiku tanpa ada ragu,
jadilah cinta teruntuku,
mari kita nikmati bergulatan ini bersama.
Aku tak akan menjanjikan apa-apa,
karena cintaku bukan berasal dari tipu daya,
atau mungkin sok mampu dalam merindu.
Kita akan melangkah atas dasar cahaya,
tanpa ada kilauan yang kutawarkan,
meski hatiku sederhana cukup sanggup menampung luka,
juga cukup sanggup menghadapi dunia,
juga cukup kuat membendung bengisnya badai.
Jangan pernah engkau ragukan itu,
aku pernah hidup di dalam berbagai masa,
di mana aku pernah berjanji untuk berarti,
kemudian takdir semesta mengharuskannya pergi.
Sekarang aku tak ingin kembali berjanji,
karena aku tak ingin melukai hati untuk kesekian kali,
merelakan seseorang yang sangat kucintai lagi,
biarlah aku menjadi arti teruntukmu hati.
"TeGar Alam"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar