Dealektika PonoKawan atau WuluCumbu.
Dalam negeri ini akan ada orang-orang yang entah berperan sebagai Bagong, Semar, Gareng atau Petruk.
Bagong : " Kebangkitan politik darimana?" "Partisipasi politik apaan ini?" Sudah biayanya mahal, hanya menghasilkan politik praktis, udah kayak gado-gado, di campur aduk jadi satu sampai siap untuk di tawarkan. Di kasihkan sesuai pesanan, sampai membuat lupa mana itu lontong? mana itu tahu? mana itu tempe? mana itu sayuran? mana itu sambalnya? Tidak ada yang dari hati kecuali mana yang lebih menguntungkan."Siapa yang masanya lebih banyak itu yang di pinang?" Siapa yang punya kepentingan itu yang di tuankan?" Siapa yang lebih menguntungkan itu yang di utamakan?"
Semar : "Sudaaah gak perlu melakukan perbandingan politik begitu, sudah ada yang menentukan arah anginnya. Dan biarkan saja kehendak Tuhan sebagai layarnya."
Gareng : "Tidak bisa begitu, rakyat harus mengawal dengan baik, jangan malah ikut-ikutan tidak baik. Jangan sampai ada kecampuran money politik di dalamnya. Apalagi sampai mau di kotak-kotak dan di cuci otaknya agar berpihak. Bangsa kita ini bukan meja perdagangan, hanya memenangkan"siapa yang punya uang dan siapa yang lebih menguntungkan?" Dan "siapa yang punya kepentingan atau ajang menggencarkan janji manis yang berakhir tragis?" Maka dari itu rakyat bukan hanya harus cerdas menentukan pilihan, bukan hanya jeli meneliti melainkan juga dalam mengambil sikap.
Petruk : "Janji itu selalu manis, malah lebih manis dari seorang yang jatuh cinta, di kemas semanis mungkin, karena kalau pahit gak bakal laku!" Dan dari situlah banyak yang tak sadar tertipu, lalu akhirnya menyesal dan menangis tersedu-sedu! Ngopi uenak nih😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar