Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Minggu, 13 Oktober 2019

Dialog Seorang Sahabat Kepada Sahabatnya

Aku tidak mengerti perihal persahabatan. Aku hanya mengerti kita senantiasa memaafkan dari setiap kesalahan. Kita senantiasa saling menyayangi meski berjauhan atau berdekatan. Kita saling berusaha mengerti meski berbeda ideologi.

Aku : "Apakah engkau tidak malu memiliki sahabat sepertiku?"

Sahabatku : "Mengapa harus malu?"

Aku: "Jikalau aku menjadi buruk di mata dunia?"

Dia: "Seharusnya aku yang malu karena tidak bisa menjadikanmu baik di mata dunia. Seharusnya aku yang malu karena tidak bisa menyelamatkanmu."

Aku:  "Jikalau dunia tidak menerima keberadaanku?"

Dia: "Kemarilah, beradalah di sisiku, engkau akan aman bersamaku."

Aku: "Apakah engkau akan meninggalkanku bersendirian dalam sebuah permasalahan."

Dia: "Tidak, kita hadapi bersama."

Aku: "Jikalau aku mempermalukanmu, menjadikanmu harus menanggung malu karena perbuatanku."

Dia: "Tidak, aku lebih mengenalmu, aku lebih mempercayaimu daripada siapapun yang tidak menghargai keberadaanmu."

Aku: "Apakah aku sahabatmu?"

Dia: "Tidak, engkau adalah musuh besarku yang telah menjadi bagian besar hidupku."

Persahabatan adalah apa yang seutuhnya tidak bisa di terjemahkan melalui bahasa, di ungkapkan melalui pena, di siarkan melalui kata-kata namun sejiwa. Meski berjauhan akan saling merindukan, meski berbeda akan saling menerima dan diam-diam saling
mendoakan.

"Salam sayang dariku. Teruntuk seluruh sahabatku di manapun berada."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar