Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Kamis, 17 Oktober 2019

Marilah Belajar Sejarah

Marilah kita belajar sejarah, mencabut ilmunya, menggali kejadiaanya, membawa hasilnya sampai akar-akarnya, bukan hanya sebatas periferisnya semata. Sebab sejarah adalah kumpulan dari memori yang tidak akan mudah di lupakan, tidak melupakan bukan berarti harus mengingat apa yang tidak menyenangkan, mengingat apa yang tidak menyenangkanpun tidak salah, asal menjadi sebuah alat untuk bercermin, mengukur diri, menekan ego yang tinggi dan sebagai alat menemukan pendewasaan.

Marilah belajar sejarah, mempelajari sejarah bukan untuk membangkitkan segenap amarah, melainkan agar bisa menghasilkan ramah.

Marilah belajar sejarah, mempelajari sejarah bukan untuk menjadikan diri menonjolkan diri dan unjuk gigi, melainkan agar bisa sampai pemahaman bahwa sejarah itu indah, sebab bersahaja, sederhana dan tidak berlebih-lebihan.

Marilah belajar sejarah dengan konsep   "Jas Merah," belajar sejarah untuk meluruskan kembali jalannya sejarah, bukan membelokkan agar tetap salah arah.

Mari belajar sejarah, agar dengan belajar sejarah kita mengenal diri kita sendiri, agar kita empati, agar kita tidak mudah di profokasi, agar kita tidak mudah di pecah belah, agar kita bisa lebih rendah hati, agar kita tidak mudah di bodohi, agar kita tidak semau sendiri, merasa benar sendiri dan otoriterian, agar kita mengenal sejarah bangsa kita, mengenal sejarah agama kita, tidak melupakan sejarah diri kita sendiri, dan agar bisa mengerti apa yang tidak kita ketahui.

Marilah belajar sejarah, agar kita memiliki pendirian," lebih baik makan gaplek namun merdeka, daripada makan bistik namun budak, agar kita juga tidak terus menerus di perbudak di negeri sendiri, terus di perbudak situasi, dan saling memperbudak demi ambisi-ambisi.

Marilah belajar sejarah, agar kita tidak mudah patah hati, putus asa dan menyerah, semisal biji yang hendak tumbuh, mendapat tekanan dari tanah, tidak menyerah, terus tumbuh dan tidak mudah terbunuh.

Marilah belajar sejarah, agar kita tidak mudah di belokkan, agar kita tidak terlarut arus zaman, kemudian lenyap tertelan bengisnya peradaban, agar kita tidak menjadi bebek, hanya bisanya ngebebek, ikut-ikutan tanpa tahu tujuan, hanya agar terlihat keren padahal tidak sama sekali, melainkan agar bisa menjelma elang, tak pernah takut, jenuh dan khawatir meski dalam kesendirian.

Marilah belajar sejarah, agar kita tidak asal membenci, agar kita tidak asal menzdolimi, agar kita tak asal berprasangka buruk, agar kita tidak asal memperkeruh suasana, agar kita tidak asal mendengki, agar kita tidak asal anti sana sini atau asal membela, apalagi membela diri demi kepentingan sendiri. Atau membela kebenaran dengan mengikuti orang yang salah, atau merasa benar sendiri yang akhirnya hanya memanen penyesalan di kemudian hari.

Marilah belajar sejarah, hanya bersama sejarah kita akan mengenal dan mengetahui sejarah itu sendiri, tanpa sejarah sehebat apapun bukan siapa-siapa,(banyak orang hebat yang ke blinger: korupsi, manipulasi, mensabotase, konspirasi, propaganda menyalahkan sana sini hanya demi kepentingan-kepentingan mereka), setinggi apapun ilmu bukan apa-apa(banyak orang pintar yang terlihat bodoh, dan banyak orang bodoh yang di bodohi, bukan hanya membodohkan orang lain namun juga dirinya sendiri, kemudian berakhir dengan penyesalan-penyesalan), apalagi yg tidak memiliki ilmu dan kehebatan sama sekali, alhasil hanya akan menjadi kaum bebek, hanya ikut-ikutan ke sana kemari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar