Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Sabtu, 05 Oktober 2019

Sejarah Jan Cox

Jan Cox adalah seorang seniman pelukis kelahiran Den Haag, Belanda pada 27 Agustus 1919. lalu Meninggal pada 7 Oktober 1980 di Antwerp, Belgia.

Nama Jan Cox membumi di tanah Jawa terutama di Kota Surabaya bukan karena karya lukisnya. Namun karena namanya tertulis pada salah satu tank milik Belanda.

Sepertinya sih personel tank tempur tersebut sangat mengidolai Jan Cox lalu menuliskan nama pujaanya. Hal tersebut yang banyak dilakukan prajurit tempur semasa Perang Dunia II.

Tulisan putih besar dengan huruf capital sangat mudah terbaca. Para pasukan TKR (TNI pada masa itu) menggunakan kata sandi Jan Cox untuk kendaraan tank tempur.

Lambat laun kata Jan Cox terkenal dan menjadi bahasa serapan populer di kalangan masyarakat Jawa Timur.
Adapun Tank dengan tulisan Jan Cox seperti di foto ini, sejatinya adalah Tank Stuart buatan Amerika Serikat.

Tank Stuart ini merupakan produksi Amerika yang dibuat berkisar tahun 1941-1945. Indonesia memiliki puluhan Tank Stuart ini dari bekas peninggalan Belanda.

Dengan panjang 4,33 meter, lebar 2,47 meter, tinggi 2,29 meter dan berat 14,7 ton, tank ini pada masanya andalan bagi gerak maju pasukan Infanteri, baik oleh Belanda maupun setelah diwarisi Indonesia. Serta kerap diikut sertakan dalam berbagai operasi militer.

Saat ini dari dua tank M3A3 Stuart yang masih tersisa di Pusdikav (Pusat Pendidikan Kavaleri), hanya satu yang masih laik jalan dengan nomer 40-32. Indonesia mendapatkan tank ini sebagai rampasan perang, merebut langsung dari tangan Belanda.

Pada saat mendapatkannya, tank ini kondisinya tersebar di beberapa daerah. Seiring semakin teraturnya komunikasi antara pusat dan daerah, tank yang tercerai berai ini digabungkan menjadi tujuh eskadron.

Nama tank ini diambil dari salah seorang jenderal yang memimpin tentara konfederasi ketika Perang Saudara AS, yaitu Jenderal JEB Stuart. Tank ini dirancang sebagai tank ringan (light tank) dengan empat awak. Stuart dikembangkan AS saat Perang Dunia Kedua di tahun 1941, dan tank ini digunakan oleh sebagian besar negara sekutu.

Belanda sendiri mendapatkan Tank ini dengan pinjam pakai dari tentara Inggris yang mendarat duluan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar