Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Kamis, 03 Oktober 2019

Hidup Adalah Proses Belajar

Hidup adalah proses belajar.

Tanpa keburukan kita tidak akan mengenal kebaikan.

Tanpa kesalahan kita tidak akan tahu cara membetulkan.

Tanpa kegagalan kita tidak akan mengenal keberhasilan.

Tanpa patah hati kita tidak akan merasakan jatuh cinta lagi.

Tanpa terjatuh kita tidak akan mengenal cara bangkit.

Dan tanpa terjatuh berkali kali kita tidak akan mengenal cara  bangkit yang lebih baik lagi.

Tidak ada orang masuk lobang yang sama, pepatah itu bulsit, meskipun jatuh ke lobang yang sama pasti akan juga memperoleh hikmah dan pengalaman yang berbeda.

Kadang sama Allah kita di letakan di tempat atau di pertemukan sama seorang yang belum tepat, agar kita lebih siap ketika nanti menetap di tempat dan bertemu sama seorang yang tepat.

"Mengapa kita harus bersedih sama sesuatu atau seseorang yang bukan hak kita?" Atau seseorang yang sudah di jamin untuk hidup kita. Semestinya tidak perlu gelisah berlebihan atas apa yang terjanjikan dan apa yang telah di jamin. Sebab kafir adalah percaya tapi tidak melakukan apa yang di percaya, dan jangan sampai kita ambil bagian di dalamnya.

Padahal mungkin tanpa kita ketahui seseorang yang menjadi hak kita senantiasa berdoa. Dan menanti hadirnya senyum indah dari diri kita.

Rasa takut itu ujian, takut kehilangan, di lupakan bahkan di tinggalkan.

Padahal sejatinya kita tidak akan pernah kehilangan apapun kecuali akan di ganti yang terbaik menurut Allah.

Semisal kisah Nabi Qidir As dan Nabi Musa As, di mana ketika Nabi Musa berguru dan mengikuti perjalanan Nabi Qidir.

Ketika sedang berjalan di pesisir pantai, Nabi Qidir melihat anak kecil yang sedang asyik beemain, lalu Nabi Qidir mendekati anak kecil tersebut.

Tidak berselang lama, seketika Nabi Qidir memenggal kepala anak kecil tersebut, dari situasi yang mengejutkan dan langka tersebut.

Otomatis Nabi Musa yang mengiringi perjalanan Nabi Qidir bertanya:

Wahai kekasih Allah Qidir As," mengapa engkau tega memenggal kepala anak kecil yang tidak berdosa?"

Lalu Nabi Qidirpun menjawab; bahwa anak kecil itu kelak jika di biarkan tumbuh, maka akan menjadi pembesar orang kafir dan durhaka kepada orang tuanya, maka aku membunuhnya, agar orang tuanya mendapatkan ganti seorang anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Seketika itupun Nabi Musa yang tidak memahami karunia ilmu Nabi Qidir yang di pinjami oleh Allah diam beribu bahasa tanpa kata. Dan mengambil hikmah dari seluruh apa yang beliau lihat dan saksikan.

Jangan sampai  terhanyut oleh situasi, dan tenggelam di lautan kesedihan yang pada akhirnya hanya menjadikan  tambah kecewa dan menyesal lagi.

Jangan runtuhkan sisa kebahagiaan yang masih tersisa. Bangun kembali, buktikan bahwa masih punya nyali dan harga diri.

Harus tetap sehat dan tenang, meski dalam keadaan khawatir agar orang lain, terutama orang-orang yang tersayang juga tidak ikut khawatir.

Percayalah, yang terbaik pasti akan ada di waktu yang tepat, tempat yang tepat. Dan hadir tepat pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar