Orang-orang berkumpul sudah seperti lautan manusia dengan alasan membela Tuhan, membela agama Tuhan, padahal dirinya sendiri selalu minta pembelaan kepada Tuhan.
"Sebenarnya yang minta di bela itu siapa?" Masak Tuhan yang sejati minta pembelaan dari manusia? Atau Tuhan yang mana yang mereka bela? Jangan-janganTuhan bikinannya sendiri.
Karena di zaman modern ini Tuhan yang sejati seperti bukan apa-apa. Iblis saja juga sudah malas, sudah ogah ogahan menggoda manusia,"karena apa?" Karena tanpa di goda saja kebanyakan manusia sudah tergoda dengan sendirinya.
"Karena apa?" Karena kebanyakan manusia menempatkan Tuhan begitu sedikit di dalam hatinya. Jangan-jangan sebenarnya itu malah membela egonya sendiri dengan mengatas namakan kepercayaan, agama dan Tuhan.
Apalagi di musim politik seperti ini semestinya harus lebih tenang kalau benar-benar seorang yang beriman. Karena yang tulus saja bisa di salah gunakan niat baiknya oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Lebih-lebih yang modus.
Kalaupun Rosulallah mengetahui, insya Allah beliau akan meninggalkan seorang yang menghadapi segala sesuatu dengan amarah.
Seperti ketika Abu bakar di sisi Rasulallah di hina oleh orang-orang kafir qurais diam saja maka Rasulallah tetap bersama Abu bakar. Tapi, ketika Abu Bakar membalas perbuatan yang sama. Seketika itu Rasulallah meninggalkan Abu Bakar.
Dan Abu Bakar mengejar Rasulallah dengan bertanya. Wahai Rasulallah, "mengapa engkau meninggalkan hamba?" Rasulallah menjawab: "Ketika kamu di hina dan diam saja maka para malaikat bersamamu, tapi ketika kamu membalas hinaan mereka, maka seketika itu para Malaikat meninggalkanmu. Para Malaikat saja meninggalkanmu, maka buat apa lagi aku bersamamu."
"Hati-hati, yang senantiasa bersama amarah itu bukanlah Malaikat, melainkan syetan yang bersemayam di dalam diri sendiri."
"Dan hati-hati juga bahwa iman seseorangpun bisa menyesatkan orang itu sendiri, ketika seorang itu mengimani seorang yang salah, tapi kelihatan benar, karena kesalahannya di hias-hiasi oleh syetan, yang akhirnya nampak sebuah kebenaran."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar