Aku tak ada niat mematahkan apapun yang kalian ingin perjuangkan,
Senantiasa aku akan tetap menjadi kawan seperjalanan.
Mungkin aku telah mengambil jalan yang berbeda,
namun aku tetaplah sama.
Aku tak ingin menjadi penghalang kalian,
entah kalian ingin naik tangga menjadi penguasa.
Atau malah menetap menjadi aksara di sepanjang jalan raya,
melebur di antara buruh, petani, nelayan, kemiskinan kota, atau apa saja.
Kalian menyuarakan kata lawanpun aku akan tetap kawan,
kalian menjadi orator, katalisator atau malah profokator.
Kalian menjadi Karl Max, Lenin, Wiji Tukul, Marsinah, Octavius Catto, Munir, Che Guevara, atau Soe Hok Gie.
Jadilah aktor yang baik dalam meretorikakan diri kalian sendiri,
Semoga menjelma generasi yang baik hati,
biarkan aku tetap sendiri,
dan tetap bersembunyi di dalam sunyi.
Atau kelak akan kembali menjadi seorang yang lebih menerima,
Bahwa aku hanyalah alat Tuhan di dunia ini.
Apapun yang terjadi dalam hidup kita,
Itulah takdir kita,
Kita menjadi apapun yang kita inginkan,
Atau menjadi apa yang Tuhan kehendaki,
Itulah takdir kita,
Kita tidak bisa berlari dan bersembunyi dari takdir kita sendiri,
Secepat apapun kebohongan berlari,
Pasti akan kembali mengambil sendalnya yang tertinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar