Sebenarnya 313 itu adalah kemurnian hati, kesucian jasmani dan keridhoan Illahi, tiada upadaya dan tiada kekuatan, kecuali upadaya dan kekuatan yang meluncurnya dari Tuhan yang maha Esa. Tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang mustahil, sebab semua adalah milik Allah, semua akan menjadi, jika semua menjadi kehendak Allah, di mana Allah bersama hamba-hambanya yang bersabar, dan kebahagiaan ada di dalam kesabaran.
Esa adalah tanda dari Allah yang hendak menunjukan kemaha kuasaanNya, maha kuasa di atas segala kekuasaan, pemilik dari segala kekuasaan, memiliki kekuasaan yang tidak berujung, tidak bertepi, tidak berkurang dan tidak akan pernah runtuh. Hingga kekuasaan yang tidak sanggup di pahami, kekuasaanNya abadi, di mana tidak ada pertolongan kecuali hanya dariNya, tidak ada penolong kecuali hanya Allah, satu-satunya tempat yang bisa di mintai pertolongan dan sebagai sandaran hidup.
Saat itu di kota badar 80 mil barat daya madinah, tepatnya tanggal 13 maret 624 M/17 ramadhan 2 H, ketika Al' quran di turunkan dari langit, dari tempat tertinggi, yang tidak terjangkau, suci dan abadi, sekaligus orang-orang iman dalam keadaan berpuasa, sebagai saksi bisu buncahnya perang melawan kedzaliman, sebagai lokomotif awal dalam pembangunan pondasi islam di muka bumi, dan sebagai sinar matahari yang memecah kabut masa kejahiliyahan, bukan sebab menghendaki kekuasaan, atau membawa-bawa nama Tuhan demi perolehan kekuasaan.
Di mana di pihak orang iman di pimpin langsung oleh Nabi Muhamad, Hamzah bin abdul Muntholib atau umat islam menjulukinya sebagai Singa Allah" (أسد الله asadullah) dan Ali bin Abi Thalib pemilik kisah cinta yang keharumannya hidup sepanjang masa, sedangkan pihak orang dzalim di pimpin oleh Abu Jahal atau Amr bin Hisyam( pamannya Nabi sendiri yang dzolim),
Di mana pertama Rasullalah beserta pasukannya menghadapi Abu Sufyan, yang kemudian sebab tidak sanggup menghadapi pasukan Rasullalah, Abu Sufyan melarikan diri dari kekalahannya, tidak sanggup lagi berdiri di atas kekuatan pasukannya sendiri, kemudian Abu Sufyan meminta bantuan dari golongan Abu Jahal di makkah.
Jumlah pasukan yang tidak sebanding, di mana dari pihak pasukan orang iman berjumlah 313 berhadapan dengan pasukan lawannya dari pihak orang-orang dzalim yang berjumlah 1000, ada juga yang menyebutkan 950 dan 700 unta, di mana dalam menghadapi situasi yang amat sulit, menghimpit dan menjepit itu, hampir saja Rosullalah putus asa dengan berkata: "Mata Nasrullah( kapan pertolongan Allah)."
Kemudian Allah mengingatkan secara gamblang: "Percayalah kepadaKu, sebab pertolonganku dekat," tidak berangsur lama Allah bergegas sebagai Sang Maha Kuasa mengutus pasukan elit dari golongan para Malaikat, bertubuh sangat besar sekali, ukurannya yang tidak bisa di bayangkan, menunggangi kuda, yang berasal dari cahaya dan berbusana cahaya, Malaikat yang besar itu di kelilingi oleh 70000 ribu malaikat yang mengenakan berbagai busana dan perhiasan.
Masing-masing mereka memegang tombak yang terbuat dari cahaya, mentereng seterang matahari dan berkilauan bagaikan berlian, mereka di sebut sebagai Jundallah(Tentara Allah), di mana keberadaan mereka sebagai perantara Allah secara tidak langsung, mereka di utus oleh Allah untuk memenangkan setiap peperangan yang berlangsung, termasuk untuk membantu Rosullalah agar bisa memenangkan perang badar.
Ada yang menjelaskan 1000 Malaikat, ada yang menjelaskan 5000 Malaikat, dan ada juga yang menjelaskan 70000 ribu Malaikat, dengan datang berturut-turut seperti jatuhnya air hujan dari langit dan tidak pernah patah, kekuatan para Malaikat itu sungguh menakjubkan, kehadirannya ajaib, tidak ada satupun orang dzalim yang mengetahui kehadiran para Malaikat itu, tanpa sepengetahuan orang-orang dzolim para Malaikat menghunuskan tombaknya, menghantam tubuh, dan memporak-porandakan pasukan lawan.
Akhirnya Rasullalah memenangkan pertempuran di kota badar dengan rasa bersyukur yang hikmat, sebab nikmat Allah memperlihatkan wujudnya, dan tidak ada alasan untuk mendustakan nikmat Allah yang hadir. Dan Rasulallah bersabda: "Nasrumminallah: inilah pertolongan Allah," dari pihak orang iman yang terbunuh berjumlah 14 orang, sedangkan dari pihak orang-orang dzalim yang terbunuh berjumlah 50 sampai 70 orang. Rosullalah selalu menang di setiap pertempuran bukan sebab kekuatan dari pasukannya, atau kemampuannya sebagai manusia, melainkan adanya rahmat Allah dalam setiap tindakan yang di lakukan Rasullah, ada ridha Allah di dalamnya, ada campur tangan Allah di seluruh aktifitas hidupnya, di bersamai Allah dengan manusia-manusia luar biasa di sekekilingnya dan para Malaikat, termasuk Jundallah menyertainya di setiap pertempuran.
Betapa berdosanya jika manusia mendewakan ego dan moodnya, manusia harus sadar bahwa dia adalah mahluk sosial, di mana senantiasa dia bekerja dengan banyak orang, terhubung dengan banyak orang dan kepentingannya untuk banyak orang, oleh sebab itu Rasulallah luar biasa bukan sebab jeripayahnya sendiri, melainkan sebab kerendahan dan kemurahan hatinya, di kelilingi oleh manusia-manusia luar biasa dan Allah meridhai tindakannya.
Rosullalah tidak hebat, melainkan Allah memudahkan urusannya, Rasulallah selalu menang di setiap pertempuran, bukan sebab kemampuan pasukannya atau sebab kemampuannya sebagai manusia, melainkan sebab rahmat dari Allah, ada ridha di dalam setiap tindakan yang di lakukan Rasullah, Allah menghadirkan Jundallah sebagai alat untuk merebut kemenangan, menyertai di setiap pertempuran yang di lakukan Rasulallah, dan semua terjadi atas kehendak dari sang penyelenggara hidup. Dan juga menghadirkan para Malaikat sebagai penjaga dan membersamai Rasulallah di mana saja, kapan saja dan bagaimanapun keadaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar