Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Jumat, 04 Oktober 2019

Ambivalensi Hukum Negara

Semestinya kita prihatin dengan kejadian seperti ini. Bisa kita fikirkan kembali bagaimana roda hukum negeri ini berputar, masih saja ada yang jauh dari jalan yang benar. Masih saja tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Dan ini adalah contoh salah satu dari sekian banyak terdakwa yang memperoleh hukuman tidak sebanding dengan kejahatannya.

Bagaimana bisa pemakai narkoba hukumannya setrata atau sejajar dengan para koruptor. Pemakai itu hanya merugikan dirinya sendiri, sedangkan para koruptor merugikan banyak orang.

Bisa jadi dari rakyat sedesa hingga seluruh negara, kalau bandar narkoba kemungkinan bisa setrata dengan para koruptor, karena sama-sama merugikan banyak orang.

Kalau bandar jelas sifatnya bisnis, mencari keuntungan sendiri dari apa yang mereka jual belikan, sedangkan koruptor sifatnya nepotisme juga mencari keuntungan demi kemasyalakatan kepentingannya sendiri.

Para koruptor dan pengedar pantas di masukan ke penjara, tapi kalau pemakai tidak pantas masuk penjara, semestinya masuknya ke rehabilitasi, suatu tempat penyembuhan, bukan di penjara yang sehabis keluar penjara malah bisa tambah merajalela, buas dan tidak terkendali.

"Kalau menghukum itu biasa, melainkan sanggup mengubah itu luar biasa."

Bukankah mereka yang di anggap melakukan tindak kejahatan itu juga termasuk karya Tuhan, semestinya ketika melihat karya Tuhan rusak, bukan lantas malah tambah di rusak, melainkan di perbaiki agar bisa kembali ke semula atau lebih baik lagi.

Bukankah, semestinya tugas juru hukum dan khalifah di muka bumi ini seperti itu. Dan pada dasarnya manusia itu baik, semestinya tugas juru hukum dan orang yang di beri amanah itu mengembalikan yang terlihat jahat ke dalam kebaikan.

Bukan lantas sampai memanipulasi situasi, entah mungkin demi kepentingannya sendiri, atau isi perut dan syahwat yang tidak akan pernah ada kenyang dan puasnya.

Demi kedudukan berani mengacuhkan kemasyalakatan banyak orang. Yah, tidak masalah itu. Karena Tuhan juga berfirman:
1. Berbuatlah semaumu di bumiku, pada akhirnya juga akan menerima balasannya. 2.Cintailah seseorang sekuatmu, pada akhirnya juga bakal berpisah.
3. Berjalanlah sejauhmu, akhirnya juga akan kembali pada kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar