Sekarang, aku berjuang memang harus berjuang, sebab... hidup harus terus berlanjut, di mana memperjuangkan kekalahan dan ketertingalanku, meski butuh waktu, meski harus tersekap sembilu, meski harus terhujam pilu, tapi tidak ada jalan lagi untuk kembali, tak akan mungkin aku kembali ke masa yang telah berlalu.
Biarlah yang berlalu menjadi berlalu dan sebagai guru yang menunjukan jalan ke arah selanjutnya, sebagaimana hatiku yang pernah sangat mencintaimu, sebagaimana hatiku yang pernah sangat mempercayaimu, di mana hatiku pernah mempercayakan dirinya merebah di haribaan pangkuanmu.
Dan sebesitpun aku tidak pernah menyalahkan sikapmu, sebab engkau memiliki hak untuk itu, dan berhak mengambil keputusan yang engkau anggap benar, engkau pantas mendapatkan yang terbaik dari apapun yang engkau anggap baik, engkau pantas mendapatkan kebahagian seperti apa yang engkau harapkan.
Mengapa aku tidak berat melepaskanmu?" Mengapa aku tidak marah dengan sikapmu?" Sebab dari awal niatku memenuhi janjiku kepada Tuhan. Dan gugurlah seluruh janji itu, apapun yang terjadi sekarang dan nanti, tidak ada yang perlu di sesali, sebab hati telah ringan kembali!
Jikalaupun nanti Tuhan mempertemukanmu dengan pujaanmu, semoga itulah seorang yang engkau rindukan selama ini, seorang yang bisa memenuhi keperluan hatimu, seorang yang setiap saat bisa membuatmu bahagia, hingga engkau lupa bagaimana bersedih.
Sebab cinta yang murni adalah sebagai makanan hati, mengembalikan apa yang hilang, membersamai sepi hati yang senantiasa bersendirian, memekarkan senyum gemintang, mencerahkan kembali wajah yang usang, mendamaikan resah, mengutuhkan kembali pikiran yang terpecah, merekatkan jarak, dan semoga seorang itu bisa memenuhi seluruh keperluan hatimu.
Semisal langit yang bergelut dengan malam, di mana senantiasa menanti matahari, gersangnya bumi yang menaun, menanti kemurahan hati sang hujan, gunung-gunung yang mengandung, menanti untuk segera melahirkan, bahkan apapun yang telah menjadi cinta, akan tetap berakhir dengan cinta.
Jikalau engkau menganggapku asing! aku akan berdiri semisal islam, hadir dalam keadaan asing, lalu pergi dalam keadaan asing. Dan yang perlu engkau ketahui lagi, bahwa aku datang dengan mengetuk pintu baik-baik, dan aku pergi tidak membanting pintu itu, melainkan juga baik-baik, Dan akan kupenuhi janjiku itu teruntukmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar