Aku suka sekali membaca, di mana saja, kapan saja dan bagaimanapun keadaannya, tetapi sebanyak apapun aku membaca, sedalam apapun memahami apa yang kubaca, sejauh apapun aku masuk ke dalam bacaanku, aku masih saja belum seutuhnya mampu membaca perihal hati perempuan: "Perempuan semisal bacaan yang paling sulit di pahami di dunia ini.
Mungkin bibirnya berkata baik-baik saja,
tetapi "Siapa yang tahu perihal isi hatinya?"
Mungkin bibirnya bisa menerima,
tetapi "Siapa yang tahu hatinya tak pernah rela?"
Mungkin dia bisa tersenyum manis dalam keramaian,
tetapi "Siapa yang duga kala sendiri senantiasa sedih hati?"
Mungkin ia bisa tersenyum setiap hari,
tetapi "Siapa yang menduga setiap malam ia menangis?"
Mungkin ekspresi wajahnya memperlihatkan kemarahan,
Padahal hanya ingin perhatian!
Mungkin ekspresi wajahnya tak ingin tersenyum,
Hanya karena ingin kepastian dan sentuhan lembut kasih sayang.
Mungkin ia senantiasa diam, entah diamnya menahan luka, atau kecewa yang sudah tiada guna, jikalau hanya menuruti luka, "Apakah keadaan akan bisa berubah atau akan bisa merubah keadaan?" Ataupun rindu yang membara, jikalau rindu yang tidak di usahakan, "Apakah akan bisa mengubah keadaan dan kenyataan?" atau diam-diam memperhatikan dari kejauhan dan memikirkan kembali apa yang terjadi di kala kesendirian.
Atau diam-diam berharap, tapi jikalau hanya diam saja, "Apakah harapan itu akan terwujud dengan sendirinya?" Diam beribu bahasa karena yang di nantinya tak kunjung tiba, jikalau hanya menanti tanpa ada rasa peduli, setidaknya berani menyapa, hai... "Apakah akan ada pertemuan yang bisa terlaksana?" atau malah diamnya yang sejatinya mengiyakan, jikalau mengiyakan hanya dalam hati tanpa ada bukti nyata, "Apakah segalanya akan bisa menjadi nyata?" Bahkan diam-diam senantiasa mendoakan.
Mungkin ekspresi wajahnya terlihat murung yang hanya ingin pengertian.
Mungkin ia terlihat angkuh, padahal sedang menanam rindu yang senantiasa terus tumbuh.
Mungkin ia terlihat membenci yang hanya karena ingin di mengerti.
Mungkin ia sedang merajuk yang hanya ingin di bujuk.
Ia bisa saja menuliskan kata-kata kepasrahan yang terlihat tenang, padahal sebenarnya ia sedang menyembunyikan rasa takut yang mendalam.
Rasa takut akan kehilangan, seolah-olah ia merelakan, padahal ia sedang menyembunyikan harapan besar akan kebersamaan!
Ia bisa menyembunyikan luka bisa di balik senyum yang terlihat bahagia! Ataupun sebaliknya ia benar-benar bahagia, Itulah ajaibnya perempuan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar