Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Kamis, 03 Oktober 2019

Diskursus Rasa

Kita tidak bisa menyenakan semua orang, dan kita juga tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukai kita. Karena Allah saja di benci oleh syetan. Tapi pasti akan ada orang yang benar-benar tulus menyayangi kita dari hati. 

Apabila ada kesalahpahaman, karena kadang memang sesama orang baikpun bisa timbul salah paham. Kadang memang kita perlu membela diri, bukan membenarkan diri sendiri.

Dan lebih perlu lagi mengoreksi diri dan memperbaiki hati, mengembalikan dan menata niat kembali menuju sumbernya, karena ALLAH. 

Kita juga tidak perlu memutuskan mana yang salah atau benar, karena sejatinya manusia adalah tempatnya khilaf. 

Dan lebih senang kebanyakan manusia tidak mau mengakui kesalahannya, melainkan malah senang membenarkan diri sendiri atau melimpahkan kesalahannya kepada orang lain, hanya sedikit dari manusia ketika salah mau mengakui kesalahannya. 

Ketika melakukan kebaikan tidak dengki terhadap orang-orang yang tidak melakukan kebaikan. 

Ketika di anugerahi kelebihan tetap bisa rendah hati.

ketika benar tidak menghujat kesalahan orang lain. 

Ketika kalah mau mengakui kekalahannya.

Ketika menang tidak menjatuhkan lawannya.

Ketika berjaya tidak menghina sesamanya.

Ketika senang tidak menertawakan penderitaan orang lain.

Ketika bahagia tidak jumawa. 

Dan ketika benar tidak merasa paling benar sendiri. 

Merekalah manusia-manusia pilihan yang di berikan kelapangan hati yang luar biasa.

Merekalah manusia-manusia luhur yang di cukupkan hatinya. 

Di mana hatinya di karuniai kekayaan yang tak terhingga. Karena sejatinya yang berhak memutuskan suatu perkara dengan kebenaran secara utuh atau kaffah hanya Allah semata. Dan kita sebagai hamba tidak di perbolehkan melampaui batas.

Meski, kadang niat baikpun bisa di salah pahami, atau di suatu situasi tertentu kita tidak perlu membela diri. Atau mengklarifikasi apapun, karena orang yang membenci kita tidak peduli itu, dan orang yang mencintai kita tidak memerlukan itu. 

Karena kita juga percaya bahwa senantiasa Allah mengawasi diri dan hati kita, dan Allah mengetahui atas segala sesuatu yang belum, telah dan akan terjadi, oleh karena itu di suatu hari nanti kebenaran itu pasti akan memperlihatkan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar