Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Jumat, 04 Oktober 2019

Sok Puitis, aku...

Ketika melihat langit,
Bukan langit yang kulihat,
Melainkan wajahmu.

Ketika melihat langit,
Bukan langit yang kulihat,
Melainkan senyummu.

Ketika melihat langit,
Bukan langit yang kulihat,
Melainkan indahnya hatimu.

Tapi, aku sadar siapa diri ini,
Aku hanya gelandangan di bumi.

Langit sangatlah begitu indah dan berarti,
Tapi keindahannya hanya bisa untuk di pandangi,
Bukan untuk di miliki!

Karena apa dayalah diri ini,
Tidak akan mungkin sanggup menggapi yang tinggi.

Aku selalu ingat senyummu,
Berbekal senyum itu kujalani hidup,
Meski kadang hati dan semangatku redup.

Inginku diri ini mendatangimu,
Tapi, "apakah kamu mau menerimaku bertamu di hatimu?"

Harapku kita bisa saling melempar senyum,
Dan kubisa mengenalmu dari dalam,
Karena sepasang matamu seperti lautan,
Menyimpan banyak rahasia yang tak terhingga,
Dan kuingin bisa menyelam ke dalamnya,
Agar bisa melihat banyak keindahan yang tersembunyi.

Semoga juga kamu berlapang hati untuk bisa mencintaiku,
Lalu bersama-sama membangun ulang apa yang runtuh,
Agar yang patah bisa kembali utuh.

Merekatkan kembali apa yang retak,
Agar perasaan kita tidak terus menerus berserak.

Menyatukan kembali apa yang terpisah,
Agar luka-luka yang tak berdarah,
Segera sembuh dan menjadikan rindu kita tumbuh.

Saling melengkapi apa yang kurang,
Agar apa yang selama ini hilang terkembalikan,
Dan saling mengisi untuk memenuhi keperluan hati.

Mungkin aku salah dalam hal keberanian,
Karena cinta perlu bukti bukanlah janji,
Mungkin aku masih seminder november,
Dan desember!
Karena cinta semestinya menjadi pelaksana kata-kata,
Tapi kalau pada kenyataannya,
Pekerjaanku hanya biasa-biasa saja,
Gajiku sedikit,
Dan nanti rumahku kecil, Kendaraanku jauh dari kata mewah,
Kemudian kehidupanku sederhana sekali,
"Apakah kamu masih mencintaiku?"
"Apakah kamu masih mau mendorong dan memahami?"
Dan bisa menyambut kebahagiaan dari kesederhanaan itu,
Dan menerima dari hati.

Dan doaku kepada Tuhan.

Tuhan,
Kalau Engkau telah memberkatiku,
Berikanlah aku keberanian untuk bisa meraih berkatMu.

Tuhan,
Kalau Engkau belum memberkatiku,
Beranikanlah aku untuk bisa menerima ridhoMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar