Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Minggu, 06 Oktober 2019

Epistemologi Politik

Tidak sepenuhnya salah dan juga tidak seutuhnya benar tentang sebuah kalimat, argumentasi, dealektika, retorika, polemik,  fenomenologi, ideologi, diskursus, logika, analogi, epistimologi, teologi, karya, apa saja yang terlihat berbeda, apa yang ada di dalam isi setiap kepala masing-masing, prinsip hidup, rencana, tujuan seseorang, lalu"mengapa di perselisihkan?"

( Perselisihan terjadi hanya di kalangan para pendengki, dan janganlah kita mengambil bagian di dalamnya). Meskipun pendengki adalah manifestasi Tuhan yang patut di akui dan di hargai juga keberadaannya, tidak lain sebab merasa tidak memiliki sesuatu yang membuatnya bahagia, tidak mau mengakui kelebihan orang lain, tidak mentafakuri hidupnya sebagai karya agung Tuhan, tidak mensyukuri potensi besar yang masih tertidur di dalam tubuhnya, tidak menghargai nikmat dan karunia besar dalam hidupnya, bahkan tidak percaya kepada apa yang ada di dalam dirinya sendiri.

Jikalau tidak percaya pada dirinya, "bagaimana bisa percaya kepada orang lain?" Sebab kepercayaan diri sangat di butuhkan dalam melakukan perjalanan hidup, rasa malu dan ragu dalam diri pasti ada, tapi jika ada kesempatan untuk maju, atau Tuhan memberikan kesempatan untuk menempuh kemajuan, dan lebih merawat keraguan dan rasa malu, maka akan terus saja tertinggal.

Jikalaupun harus tertinggal, maka tidak apa-apa, sebab perjalanan hidup memang tidak seselancar dan semulus jalan tol, tidak apa-apa jika tidak bisa menyusul ketertinggalan dengan berlari, masih bisa berjalan, asal jangan berhenti dan jalan di tempat, sebab adakalanya tubuh perlu di paksa, tapi juga adakalanya tubuh tidak bisa di paksakan melebihi batas kemampuan sebagai manusia.

Tidak menutup kemungkinan bahwa hasil yang baik harus di bayar dengan kesungguhan, tetap fokus dan konsisten pada apa yang di kerjakan adalah harga mati, sebab tidak ada kematian yang lebih menyakitkan dari seorang gagal  yang tidak mau bangkit kembali, rasa sakit itu terus berlanjut bukan karena luka yang di derita, melainkan sebab tidak adanya kemauan untuk menyembuhkan luka itu.

Dan parahnya, waktu tidak pernah peduli tentang hal itu, di mana waktu hanya mengerti berjalan tanpa henti, tidak pernah kembali, dan hidup terus berlanjut, hidup juga sering memberikan rasa kejut, sedangkan rasa kejut itu sendiri tidak semuanya menguntungkan kita, tapi dari ketidakberuntungan itu kita masih bisa belajar tentang segala hal, dan masih memberikan kesempatan kita untuk meraih keberuntungan yang berbeda.

Pohon yang kuat bukan sebab berasal dari akar yang terlahir kuat, melainkan sebab akar itu senantiasa mampu menahan bengisnya angin yang menghantam pohon berulang ulang, begitu juga manusia yang kuat bukan sebab tidak pernah terkalahkan oleh siapapun, bukan sebab lebih unggul dari yang lainnya, bukan sebab lebih hebat dari ciptaan Tuhan manapun, melainkan manusia akan semakin kuat ketika bisa menyelesaikan soal-soal hidupnya dengan humanis, terkendali dan memiliki kontrol diri yang tinggi, dan setelah bisa melalui pasti akan semakin bisa rendah hati.

Apalagi dalam dunia politik saat ini, tidak ada yang menang atau kalah dalam berargumentasi, berdealektika, dan beretorika, bahkan dalam peraihan atau dalam peralihan kekuaasaan sekalipun, melainkan yang ada adalah kepentingan, "Siapa yang lebih menguntungkan itu yang akan lebih di utamakan? "Siapa yang membawa keberuntungan itu yang lebih di dewakan?" "Siapa yang memberikan harga lebih itu yang lebih di perhitungkan?"

Mungkin mereka yang menyelisihkan belum ngeh dengan makna politik dan berpolitik, atau sudah ngeh tapi belum memaksimalkan potensi besar keimanannya dalam memaknai dasar dari politik dan berpolitik itu sendiri, padahal jika di telisik kembali, tidak ada sistem politik yang di buat tidak sebaik mungkin, pasti di buat dengan baik, sebab memiliki tujuan yang baik, untuk kemaslahatan banyak orang atau demi stabilitas dan kemakmuran bangsanya.

Tapi, lagi lagi bahwa sistem itu baik dan di buat dengan baik, sebab memiliki tujuan yang baik melalui berpolitik, sebab mereka mengharap, mereka menginginkan keuntungan dari harapan yang mereka bangun, jangan salah anak yang baru lahir saja sudah mengenal politik, dari dia merengek meminta sesuatu, bukankah itu berpolitik! Sebab dia mengharapkan sesuatu, dia mengharapkan keuntungan dari apa yang dia inginkan.

Marilah kita kembalikan makna politik dan berpolitik  ke bentuk aslinya. Dan jangan mudah terpancing dan terprofokasi. Apalagi atas data yang tidak akurat, berita yang belum jelas kebenarannya, suara angin yang tidak tahu asalnya, lebih-lebih yang bersifat hoax, hanya orang yang ketandusan iman, ilmu dan pengetahuanlah yang mudah terperofokasi, mudah ngebebek, mudah terpancing, "Sebab tidak ada ikan yang kenyang terjebak perangkap para pemancing."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar