Mengenai Saya

Mahluk asing yang di trasmigrasikan dari surga. Dan di selundupkan ke bumi melalui rahim ibu. Terlahir dari kolaborasi cinta, sinergi kasih sayang. Dan tumbuh menjadi pelaku pelecehan media sosial. Aku tidak pandai, tidak juga tampan, kebetulan saja Tuhan menyelundupkanku melalui rahim ibu. Dan di transmigrasikan ke bumi ini sebagai alat Tuhan. Sebagai alat agar sistem pentakdiran terus berjalan.

Kamis, 03 Oktober 2019

Sekumpulan Filosofi Kualitatif

1. Dalam study kualitatif : Bukan harga yang menjamin kualitas, melainkan kualitas itu sendiri. Mahal belum tentu menjamin kualitas, begitu juga dalam fenomenologi logis mengenai kualitas seseorang, bahwa kualitas seseorang tidak di tentukan oleh penampilannya, kaya atau miskin, memiliki kekuasaan atau tidak, jauh atau dekat, terlihat baik atau buruk, melainkan kualitas seseorang terletak pada hatinya.

2. Harta terakhir seorang pemuda adalah kejujurannya. Kemewahan terakhir si miskin adalah rasa bersyukurnya. Dan tambang emas terakhir seorang yang jatuh cinta adalah tanggung jawabnya.

3. Adakalanya di mana kita masih begitu muda, penuh gelora,  kebanggaan, antusiasme, grusa grusu, ambisi yang tak terkendali dan tinggi hati. Kita menantang dunia dengan otot, amarah, ego,  kebencian, ketidakpuasan, dendam, seperti apa yang kita inginkan, gengsi dan semau kita sendiri. Tapi semakin jauh melangkah dan bertumbuh dewasa, seakan-akan kita di ajarkan untuk lebih menerima, memaafkan dan berendah hati, bahwa dunia tidak bisa di lawan, melainkan di akrabi. Karena berlaku buruk kepada orang baik itu adalah perbuatan buruk, berlaku buruk kepada seorang yang berbuat buruk itu menjadikan sama buruknya. Dan tetap berbuat baik kepada seorang yang berlaku buruk itu baru menakjubkan.

5. Surga, neraka, memilih berpikir dewasa atau semakin tambah usia juga semakin kekanak-kanakan, merasa cukup atau terus merasa kekurangan, lebih memilih memupuk rasa syukur ataupun tidak pernah puas, kebahagiaan, kesedihan, kegembiraan dan kesepian, berada di dalam pikiran dan cara berpikir kita, semua kembali pada diri kita sendiri, karena Allah tidak mengubah diri seseorang, selama seseorang itu tidak bersyukur dengan apa yang ia terima. Dan berusaha mengubah apa yang ada pada dirinya sendiri. "Dunia tidak kekurangan orang baik, melainkan kekurangan orang yang sanggup merealisasikan kebaikannya.

6. Soal pemahaman realistis : Sebagaimana orang-orang musrik, munafik, kapitalis, oportunis, hedonis, nepotis, taipanis, kolonialis, borjuis, konglomerat multinasional, lembaga keuangan raksasa, kerajaan retail dan semacamnya mungkin bisa melakukan kebohongan apapun, kepada siapapun, hanya kepada orang yang jatuh cinta kebohongan itu tidak berlaku, karena cinta tidak pandai berbohong.

7. Ada yang lebih bahaya dari minum-minuman keras, yaitu mabuk agama dan kekuasaan. Sebagaimana orang-orang musrik, munafik, kapitalis, oportunis, hedonis, nepotis, kolonialis, dan borjuis. Mereka memecah belah bangsanya menjadi beberapa golongan. Dan setelah itu mereka saling berbangga dengan golongannya.

8. Hanya seorang yang benar-benar mencintai, yang benar-benar tulus memaafkan. Karena meminta maaf dan memaafkan adalah sebuah keberanian sejati yang tidak semua manusia sanggup melakukannya.

9. Kalau sebuah persahabatan yang kuat bisa di lihat dengan mendaki Gunung, maka sikap dan hati manusia. Ketika memperlakukan manusia lain, entah melalui interaksi, hubungan atau berkomunikasi dengan manusia lain, bisa di nilai ketika dia memperlakukan hewan. Apabila seseorang itu baik dan berperasaan halus kepada hewan, maka dia akan baik dan berperasaan halus juga kepada sesama manusia. Dan begitu juga sebaliknya.

12. Kita harus senantiasa peduli sama orang-orang yang mencintai dan kita cintai. Jangan pedulikan orang-orang yang tidak mau tahu, karena sama dirinya sendiri saja dia tidak mau tahu, apalagi sama orang lain.

13. Yang semestinya perlu di takuti bukan menguatnya mata uang, melainkan menguatnya mata-mata. Karena menguatnya mata-mata bisa mengakibatkan kerusakan pada kestabilitasan sebuah negara melebihi menguatnya mata uang. Bukan hanya pada faktor ekonomi saja, melainkan seluruh faktor dan sektor.

14. Aku mengagumi orang-orang yang memilih tetap bersinar, sekalipun terjebak di dalam buasnya badai ataupun yang telah melewati seluruh badai di dalam kehidupan mereka.

15. Banyak orang mencintai orang lain sampai lupa mengasihi dirinya sendiri, sebaliknya juga banyak orang mencintai dirinya sendiri sampai lupa mengasihi orang lain.

16. Medsos itu seperti ujung pisau. Kalau untuk motong bawah putih, tomat, timun itu halal, tapi kalau untuk nusuk orang itu haram. Dan kalau sudah terjadi incident buruk, maka pisau itu di salah-salahkan, padahal pisau itu tidak memiliki akal, melainkan yang memiliki akal itu manusianya. Kegunaan berada di tangan siapa yang megang. Di tangan juru dapur menghasilkan masakan, di tangan pembunuh menghasilkan pertumpahan darah. Semua kembali pada niatnya, kalau niatnya baik insya Allah pasti akan berujung kebaikan, sebaliknya. Jikalau niatnya buruk pasti akan berakhir dengan keburukan.

17. Banyak rahasia di semesta raya ini, tak selalu tampak tetapi selalu bergerak, karena bumi ini hidup.

18. Berproses adalah usaha dalam memecah misteri yang terpingit oleh semesta.

19. Pikiran tanpa kendali adalah kebodohan, intuisi tanpa esekusi adalah pincang.

20. Dunia ini aksi reaksi, tidak ada yang sepenuhnya benar dan juga tidak ada yang seutuhnya salah, hanya soal selera, cara menerima dan memandang saja. Dan kita tidak bisa melarang siapapun untuk tidak menilai kita. Dan kita juga tidak bisa membuat kegembiraan yang sempurna untuk semua orang, karena setiap isi kepala, isi perut dan isi hati setiap orang tidak ada yang sama, berjalan saja semestinya, berharap secukupnya dan bersyukur sebanyak-banyaknya.

21. Aku gak mau menghina, karena aku gak mau jadi seperti mereka.

22. Manusia itu tubuh luarnya yang sempurna, melainkan dalam tubuhnya adalah letaknya segala kekuatan dan juga seluruh kelemahan.

23. Sejatinya setiap orang hidup dan berjuang hanya agar bisa meminjam identitas, setelah masa berlakunya habis, maka harus rela mengembalikan lagi indentitas itu ke pemilik aslinya. Dan setiap orang berguna melalui takdirnya masing-masing.

24. Kita tersesat, karena terlalu mengikuti hasrat keinginan, tenggelam di lautan pikiran manusia dan tertipu upadaya dunia. Dan kita yang pernah tenggelam, akan lebih tenang menghadapi buasnya gelombang besar kehidupan dan berbagai warna pikiran yang berbeda-beda.

25. Tidak perlu menyisakan dari apa yang kita ketahui, karena masih jauh lebih banyak apa-apa yang belum kita ketahui.

26. Pikiran tanpa kendali adalah kebodohan, intuisi tanpa esekusi adalah pincang 😁

27. Kalau kata maaf itu mudah, maka setiap kalimat yang telah keluar akan di uji.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar