Terorisme adalah serangan-serangan terkordinasi yg bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Dalam menjalankan aksinya menggunakan cara kerja yang bisa menggoncang stabitas negara, meski terlihat islamis, berwajah islam, berpakaian islam, dan menggunakan doktrin-doktrin yang berbau islam.
Dan teror ini berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Warga yang tidak tahu apa-apa, warga yang tidak berdosa, dan merupakan sebagai sesama warga sebangsa sendiri.
Kegiatan Terorisme mempunyai tujuan untuk membuat orang lain merasa ketakutan, sehingga dengan demikian dapat menarik perhatian, kelompok, banyak oramg atau suatu bangsa. Memang tujuannya dalah menarik perhatian dan simpati dari banyak orang, atau agar mendapatkan perhatian dan pengakuan banyak orang, sebab kurangnya perhatian atau selama ini tidak mendapatkan perhatian dan pengakuan dari siapapun.
Biasanya perbuatan teror digunakan apabila tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kehendaknya. Melakukan sebuah tuntutan yang jauh dari diplomasi, sebab tuntutannya tidak pernah mendapatkan perhatian, permintaannya tidak pernah terpenuhi, bahkan dari pihak para elit politik sendiri yang membuat teror tersebut, sebab tidak bisa menerima kebijakan dari sebuah kepemimpinan, atau sebab adanya perbedaan ideologi di kalangan mereka sendiri, atau sebab keinginan untuk naik jabatan, atau sebab adanya kepentingan yang terselubung, saling menghubung dan berhubungan di dalamnya.
Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik, tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat untuk mentaati kehendak pelaku teror. Dan ketika kepanikan itu terjadi, maka teror yang berlangsung adalah bukti nyata bahwa pelaku teror telah berhasil melakukan tugasnya, di mana tugas yang di anggapnya mulia, atau malah melakukan hal yang di anggapnya benar dengan mengikuti orang yang salah.
Terorisme bisa juga adalah manipulatif seseorang, di mana merasa dirinya ingin menjadi pahlawan dengan merubah peradaban, sebuah peradaban yang ada di anggap belum sesuai dengan ideologinya, ketidakterimaan atas sistem yang ada bisa jadi menjadi faktor utama, sistem yang ada di anggap tidak relevan, tidak terbuka, tidak transparan, monarki, otoriter, diktaktor, semau sendiri, minta menang sendiri, bahkan membuat kebijakan yang berlaku buat rakyat tapi tidak berlaku buat si pembuatnya sendiri.
Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan tetapi perbuatan teror justru dilakukan di mana saja, kapan saja dan terhadap siapa saja. Tidak peduli siapapun korbannya, malah ada juga teroris yang mengorbankan keluarganya sendiri dengan doktrin bahwa itu adalah perbuatan mulia yang pasti surganya.
Dan yang lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar perbuatan teror itu mendapat perhatian yg khusus atau dapat dikatakan lebih sebagai psy-war. Di mana bisa di sebut adalah gangguan mental dan kejiwaannya terganggu, sebab ada nilai keinginan untuk memuaskan batin, atau mencari sensasi dan kepuasan batin, dan sekarang... bahayanya adalah dari lini apapun banyak orang gila yang pura-pura waras, di mana tujuan mereka adalah keduniawian, atau surga dunia, dan kegilaan itulah salah satu penyebab terbesar pertikaian dan perang ideologi tidak ada ujung akhirnya.
Terorisme kian jelas menjadi momok bagi masyarakat luas. Sifat tindakan, pelaku, tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta dicapai, target-target serta metode Terorisme kini semakin luas dan bervariasi. Sehingga semakin jelas bahwa teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif biasa, melainkan sudah merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia.
Diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, lebih diarahkan pada jiwa-jiwa tidak bersalah. "Apakah tujuan teroris?" Yaitu mereka ingin menghancurkan tempat dan pelaku maksiat, lalu jikalau pelaku maksiat mati, maka jelas pasti masuk neraka, berarti tujuan teroris sama Iblis itu sama, mengajak masuk ke dalam neraka, melainkan kalau manusia sebagai khilafah tujuannya adalah sebagai pengganti para utusan, memakmurkan dan memberi rasa damai pada seluruh manusia, menyebarkan kebaikan, mengajak untuk melakukan kebaikan, amal makruh nahi mungkar, agama itu nasehat, bagaimana cara meluruskan hati yg bengkok, bukan malah mematahkan. "Tidak ada firman Tuhan dalam agama manapun yang membenarkan bahwa bunuh diri adalah ibadah, berpahala dan pasti surganya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar